21/04/13

No Love Allowed - Bab 1


Someone’s POV
Pagi yang cerah untuk memulai sesuatu dipagi yang cerah ini. Aku bangun tidur dengan hari yang berbunga-bunga, hari ini akan ku habiskan berdua dengan pacar imut ku. Setelah aku selesai berbenah diri ku telepon pacarku yang palingku sayang ini.
Honey, apakah kamu udh bangun?” katuku dengan semangat. “yap! I’m ready to start this day with you, darling” jawabnya. Aduh, hatiku tidak karuan mendengarnya bekata seperti itu dengan nada yang sangat manja.
“oke, kalo gitu aku kerumah mu yah sayang” kataku. “iya, hati-hati yah, kecup basah dariku” katanya.
Namaku Hailee Marei Thomson , panggil aku Hailee. Tapi, kalo di rumah dipanggil Marie. Umurku 21 tahun. Tetapi aku sudah menyeselesaikan bangku kulahku dengan jalur yang diberikan oleh pihak universitas karena kemauan mamaku yang ribet, hanya kuliah selama 3 tahun. Aku manusia campuran, maksudku aku adalah campuran British, Chinese, and Indonesian . So, aku ini gado-gado kalo kata orang. Aku sekarang tinggal di Bali setelah pindah dari Amerika sekitar 3 minggu yang lalu, setelah acara wisudaku. Dan, aku pacaran dengan seorang perempuan sekitar 3 bulan yang lalu. Why I dating with girl? BECAUSE I’M  lesbian..
Sebetulnya aku dulu tidak begini. Penyebabnya karna Cowok Brengsek bernama Joe! Aku menyukainya semanjak SMP dan berlanjut ke SMA karena kita selalu satu sekolah. Saat dia mau lulus (saat itu aku baru masuk SMA kami hanya berjarak 3 tahun) aku menyatakan cintaku kepadanya dan herannya dia langsung menerima pernyataan cintaku. Aku sangat senang sekali waktu itu. Setiap hari tidak ada hari aku melepaskanya dari tanganku. Sampai akhrinya aku kecolongan dia selingkuh dibelakangku.
Saat aku bertanya perlihal ini kepadanya dia malah menuduhku tidak percaya kepadanya dan dia mulai memukuliku dengan sangat kejam dengan alasan yang tidak jelas. Saat aku pulang dengan luka lebam yang kuterima darinya Mamaku langsung mencecar banyak pertanyaan dan Joe pun diadukan ke sekolah dan pihak berwenang. Dia dikeluarkan disaat 2 minggu menjelang ujian dan dimasukan ke penjara karena pemukulan. Semenjak dari itu aku mulai menjauhi namanya kaum adam. Dan gara-gara itu sifatku yang dulu girly hilang tanpa jejak berubah dengan sifat tomboyku yang keluar karena aku belajar banyak seni bela diri.
Tetapi, aku tomboy tidak mengubah diriku atau yang disebut transgender. Aku tidak mengubah fisikku menyerupai seorang laki-laki. Karena aku menghargai diriku sebagai pemerian dari Tuhan yang paling amat mulia.
Finally, i’m  arrived in my Girl’s hotel. Dia bernama Sani, Sanny Wina Effendi. Dia adalah adik kelasku, selisih kami hanya berbeda 1 tahun. Dia sudah berdiri didepan lobby dengan simpel dress berwarna pastel yang pas ditubuhnya. She’s prefect !! tetapi aku melihat sebuah tas besar yang dia jinjing. “hey beautiful, how’s your morning?” kataku setelah dia masuk kedalam mobilku. Dia langsung mengucup pipiku singkat. “great” katanya dengan senyum yang menawan. “oke, mau kemana nih?” kataku pura-pura bertanya. “Hailee..” panggil dia dengan nada merajuk.. “yap!! I know!!  Beach!! I’m ready !!” kataku dan mengarahkan mobilku ke pantai Kuta.
Someone’s POV
Sial! Kenapa pagi itu cepat sekali datangnya sih? Rasanya aku baru sampai di apartemen ini! Ku temukan seseorang yang selama 3 bulan ini menghiasi hari-hariku. Dia tidak memakai sehelai pakainpun sama sepertiku, hanya ditutupi dengan selimut yang hangat ini. “Joe, bangun sudah pagi my Gentelman” kataku membangunkannya dengan belaian di tubuhnya.
Perlahan –lahan matanya pun terbuka. Dia tersenyum padaku dan aku tersenyum juga padanya. “bagaimana permainanku tadi malam?” kalimat pertama yang keluar dari mulutnya denga suara yang agak serak. OMG!    He’s very sexy man!! “super!! You were very Gentle last night. I loved it!!” kataku dengan memberikan senyumku yang paling manawan. Dia terduduk dan langsung melumat bibirku sangat dalam.  “i think we must take a bath? Aku ada rapat jam 9 nanti. Kau juga kan?” katanya.
“yap, ayo.”ajakku untuk mandi bersama.
Namaku Domikus  Robert Harrison. Panggilan Domi. Pasti pikiran yang pertama adalah sapi, hahaha. Aku rasa aku sudah kebal dengan pemikiran orang tentang itu. But,  Yap i’m guy.. and i’m gay. Umurku 25 tahun, berdomisili di Jakarta aku mempunya perusahaan yang bergerak dalam bidang ekspor impor dan sangat terkenal di dunia. Aku berdarah Australia and Jepang. Yah, jadi muka ku masih kebule-bulean,but i’m fasih dalam berbahasa Indonesia, Inggris,Jerman, Mandarin, dan Jepang. Dan pacarku yang palingku cintai bernama Joe Setiadi. He’s karyawanku yang berpindah pangkat menjadi pacarku sekarang.
Walaupun aku seorang Gay. Sifatku tidak seperti kebanyakan gay, yang berdandan dan bertingkah laku sebagai cewek, itu menjijikan. Banyak teman ku yang sesama gay membawa pasangannya yang menyerupai perempuan tetapi laki-laki. Aku tidak ingin seperti itu ataupun pasangan ku seperti itu. Aku mau aku dan pasanganku bertingkah laki dan berpenampilan fisik layaknya laki-laki biasa. Itu lebih MENGIURKAN.
Setelah mandi dan berpakaian Joe pamit pulang sebentar sebelum dia pergi ke kantor yang sama denganku. Yah, jadinya aku sarapan sendirian setelah Joe pergi aku tinggal sendirian di sini.
Kalo kalian bertanya-tanya mengapa cowok ganteng, dan super duper kaya sepertiku bisa mengidap penyimpangan seksual. Sebetulnya ceritanya sudah lama sekali.
Namanya Sani. Dia cinta pertamaku. Cinta itu tumbuh saat aku berumur 10 tahun dan dia berumur 5 tahun. Dia sangat mengemaskan, setiap hari aku bermain bersamanya. Sampai akhirnya aku berumur 12 dan dia 7 tahun. Saat itu aku sedang mengalami puber. Yah taulah umur segitu memang anak cowok sedang berkembang. Entah setan apa yang merasukiku saat melihat Sani sedang membelakangiku saat bermain aku mulai bertindak gila dengan meraba-raba badan Sani dan berakhir pada kemaluannya. Saat itu entah bagaimana tanyanku menyelusup ke sana yang masih tertutup celana dalamnya. Tiba-tiba Sani berteriak kesakitan dan mulai menangis. Aku bingung. Dia mengatakan jika aku jahat karena telah membuatnnya sakit. Saat itu dan seterusnya Sani tidak mau lagi bermain denganku dengan alasan takut.  Dan baruku sadari saat umurku 15 tahun aku telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Maluai saat itu aku tidak benari lagi beehubungan dengan perempuan. Aku juga takut aku melakukan hal yang sama terhadap Sani kepada perempuan lain. Dibayanganku aku masih bisa membayangkan saat dia menangis dan menjerit kesakitan dan raut mukanya yang takut saat bertemu denganku. Aku sedih sekali saat itu.
Aku takut aku akan seperti ayahku. Ayahku setiap pulang dari kerja pasti dalam keadaan mabuk dan pasti tengah malam saat ibu menanyakan mengapa banyak bekas kiss mark di bajunya, dia malah memukuli ibu sampai berdarah dan baru ku ketahui Ayahku sangat kecanduan sex dengan wanita. Aku sangat benci kepadanya dan benci sekali nama belakangku!
Ah, aku mengusap wajahku karena lelah sekali. Aku memikirkan ini dan memikirkan itu. Pikiranku sangat bercabang- cabang saat ini. Susah untuk fokus dengan satu masalah. Sebaiknya aku berangkat kerja dan bertemu lagi dengan pujaan hatiku.
                      **
Author’s POV
Saat menjelang sore Sani dan Hailee kembali ke hotel Sani setelah seharian bermain air di pantai Kuta dan berbelanja di sekitarnya.
Sani membuka pintu hotel dan tiba-tiba tangan sani ditarik oleh Hailee ke arah ranjang. Hailee merebahkan tubuh Sani ke ranjang yang besar itu lalu menciumi bibir Sani dengan ganas, mengigit bibir Sani dan menyatuhkan lidah mereka. Saat Hailee mengingikan permainnya lebih, telepon genggamnya berbunyi. Awalnya dia tidak menghiraukan lagu With Ur Love – Cher Llyod ft.Mike Posner yang berkumandang memenuhi ruangan itu tetapi sepertinya Sani sangat terganggu dengan lagu tersebut yang menggangu aktivitas mereka berdua. “angkatlah, sayang siapa tau penting” kata Sani melepas lumatan Hailee yang sangat memabukan. Hailee pun melihat telepon genggamnya dan melihat bahwa Mamanya yang sekarang menghubunginya.
Dengan kesel karena acara diganggu Hailee mengangkat panggilan dari mamanya. “ugh.. what’s happening mom? You disturb me” kata Hailee dengam malas. “Mari, help me please” kata mamanya diseberang sana dengan nada yang panik. Hailee mendengar mama panik dia pun ikut panik. “what wrong mom?” kata Hailee. “your dad..” sebelum mamanya selesai menjelaskan Hailee langsung memotong “mom ada dmna?” katanya “di Jakarta” kata mamanya “oke, Wait for me.. i’ll go there” katanya langsung mematikan sambungan teleponya dan langsung melihat ke Sani . “Ada apa sweety?” kata Sani. “my mom.. she said ‘my dad’ but I don’t know what’s happening! I must go to Jakarta now!” katanya berbenah dirinya dan mengambil tasnya yangdia lempar ke sofa. “terus aku?” kata Sani. Tetapi sepertinya Hailee tidak mendengar karena dia telah keluar dari kamarnya.
**
Domi’s POV
Damn it! Padahal kerjaan blom selesai tapi mama udah dari tadi nelepon melulu. Dan sekali lagi mama nelepon. “Dom, where are you boy?” kata mama. “still in office mom” kataku dengan malas. “come on Dom, why do u have no time to spend with me?” katanya dengan nada sedih “yeah mom, i’m trying hard to finish my work” kataku. “please come and leave it!” kata mama sekarang dengan nada memerintah.
i cann’t” kataku “please Dom.. ugh, okay I don’t ask you again.. this is the first and last time I ask u to come here” kata mama. “ ugh.. okay mom.. you win..” kata ku menyerah. “oke.. i’m waiting you” kata mama girang langsung memetikan sambungannya. Coba apa yang mau mama lakukan? Tidak biasanya dia begitu manja dan menuntut sampai segininya. Lebih baik aku cepat-cepat sebelum mama marah kepadaku.
                              **

15/04/13

New story!!!

Yepeee!!! aku buat baru lagi nih satu judul story!!! namanya "No Love Allowed"


Cerita ini masih fresh loh.. blom pernah aku post dimana pun..
cerita ini menceritakan:
Ada dua manusia berlawanan jenis bernama Hailee dan Domi. Tetapi, ada sesuatu keanehan terhadap mereka berdua. kau tau apa keanehannya? Mereka berdua sama-sama menyukai sesama jenis sampai akhirnya mereka bertemu dalam sebuah kecelakaan yang hampir merenggut nyawa mereka berdua. Kesialan mereka berdua belum berakhir. Ternyata tampa mereka menduga orang tua mereka saling mengenal dan menginginkan mereka berdua menikah.
Bagaimana mereka berdua menghadapi masalah mereka?
Let's read this! and enjoy it!!




-Cindy XO

09/04/13

Color Of This Month April

Hey! hahaha.. ini mungkin warna fav saya (salah satunya) dan mungkin juga warna fav dari salah satu artis Hollywood Justin Bieber. Apa sudah tau warna apa itu? Yap! benar! UNGU! or PURPLE. Mengapa menurut saya ungu? Em, mungkin perasaan aja yah. Tadi siang saya melihat instagram milik Kylie Jenner dan dia memakai kuteks ungu,
 dan saya pun memakai kuteks ungu.
dan ini ada beberapa foto - foto dari fashion week yang memakai warna-warna ungu




-Cindy XO

New Topic

Yeah!!! for girls!! now i'm Introducing my New Topic "Fashoin" !!! Karena saya juga cewek dan saya mengikuti perkembangan fashion dunia. Saya ingin mengajak Girls Indonesia tau fashion apa yang lagi HOT di minggu ini atau dibulan ini!!! Dari Baju, celana dan warna yang sedang hangat-hangatnya di Dunia!!




I'm present to you my NEW TOPIC "FASHION"

07/04/13

Light Up In the Dark - Bab 3


Yap, udh jam 6 waktunya ku pulang.
Aku siap2 pulang, sampai new bos memanggilku. "hey, anak maggang! Sini!" panggilnya. Aku lngsung ngedeketin new bos itu. "nanti kamu temenin aku ke suatu tempat yah?" kata new bos. "hah? Ga bisa! Ini bukan jam aku kerja. Suruh aja Ben atau Marrisa atau yg lain gitu" kataku "Yg laen lagi sibuk. Klo Ben ama Marrisa kamu liat aja" kata new bos dan dia nunjuk ke pintu darurat. Aku langsung ngebuka pintu dan ..
"Kyaa!" teriak Marrisa.
Aku ga percaya apa yg tadi aku liat Ben n Marrisa lagi berciuman panas. "knpa?" kata Ben "kayanya aku tadi liat Cece lagi ngeliat kita" kata Marrisa. Aku langsung nyadar kalo Marrisa melihatku, aku langsung menarik diri dari situ. "gimana?" kata new bos.
Gila,aku speechless ngeliat begituan. Masalahnya selama aku hidup aku blom pernah melihat yg begituan dan belom pernah merasakannya. "hey, dijawab dong kalo orng nanya!" kata new bos. "aku,aku ga tau mesti ngomong apa" kataku terbata2. "memang kamu itu ga usah ngomong apa2. Ayo ikut aku!" kata dia ga sabaran. Tanganku langsung di tarik dia. "mau kemana?" kataku. "udh ikut aja" kata dia. Tba2, kita sampe sebuah gudang. "nah, sekarang kamu beresin gudang ini" kata dia. Dan pas dibuka pintu gudang, mampuslah! Berantakan banget! "Nih, beresin semua. Aku tinggal yah" kata tuh bos belagu. "eh, koq ditinggal mmgnya aku udh ngomong iya apa?" kataku protes. "kamukan dari tadi diem berati iya" kata dia. "hah? Knpa kamu nyuruh aku? Iya, saya tau kalo besok kamu ngegantiin your daddy. But, itu besok jadi, kamu ga boleh nyuruh aku sekarang!" kataku protes. "besok ama sekarang apa bedanya?" katanya.
Aku bingung sama nih anak. "yah bedalah! Sekarang kamu liat dong kalo udah gelap! Aku mesti pulang sekarang!" kataku.
"Tapi, menurutku sama saja. Malahan aku lebih tertarik berkerja pada Malam hari" kayanya santai sambil berjalan meninggalkan aku disitu. "eh, jangan tinggalin aku sendirian!" kataku sambil ngejer dia. Saat dia tau kalo aku ngikutin dia, dia langsung berhenti dan akupun jga ikut berhenti. "Knpa ngikutin aku?" katanya. "yaiyalah aku kan mau pulang" kataku santai. "pulang? Beresin dulu baru pulang" kata new bos dng nujuk ke gudang itu "ga!" kataku kekeh dan langsung lari dari sampingnya. New bos itupun ngejerku. Aku mempercepat langkahku dan aku puk sampe di luar. Tapi, sialnya tanganku ketangkep orang gila itu.
"lepasin ga ?!" kataku ngebrontak. "aku punya nama! Namaku Cody!" katanya. Tapi, aku tdk menghiraukan perkataanya dan berusaha melepaskan diri darinya. "Hey! Apa yg kamu lalukan!?" panggil seseorang. Aku dan Cody langsung negok ke asal suara itu. "Kamu ngapain narik Cece? Lepasin ga?" kata Remi. Cody langsung ngelongarin peganganya di tanganku tapi, tdk dilepas. "ada masalah?" kata Cody. "iya, ngapain anda menarik tangan Cece?" katanya "terserah saya dong dia pegawai, dan saya kasih tau kalo tdk mau melakukan tugasnya dng baik jadi saya minta pertanggung jawabanya" kata Cody.
Tba2 aku merasakan aura disini ga enak, seperti aura hitam dari Cody dan Remi. Dan aku melihat mata dari kedua orng ini penuh dng kebencian. "lepaskan dia" kata Remi santai tapi tegas. "oke, saya kasih dia sekarang tapi, besok2 saya ga mau mengalah sama anda!" kata Cody memberikan tanganku kepada Remi. Remi pun langsung menangkap tanganku dan menariknya ke mobilnya.
Aku belom pernah liat sorot mata Remi kaya begini. Kayanya dia bener2 marah, aku belum pernah liat Remi marah.
Dia selalu baik kpdaku, sampai2 aku menganggap dia sbg kakakku. Wlpun yah aku tau jika dia marah bagaimna, soalnya adiknya Remi, Nana pernah nangis sehabis marah kpdanya. Itu jga sekali doang saat Nana kepergok kabur dari rumah gara2 seorang cowok.
Di mobil kita hanya diam2 aja, berkutat dng pikiran masing2. Sesampainya di dpan rmhku, aku lngsng lepas seatbelt n say thanks. Saat aku mau out dari mobilnya dia mencegahku lagi. "jngan pernah deketin dia lagi" kata Remi dng suara pelan tetapi, aku tau ada amarah di nada bicaranya.  
"hah? Siapa?" kata gw pura2 ga tau. "orang tadi. Jngan pernah deketin dia lagi. Dia bisa melukai kamu, aku tdk menginginkanya" kata Remi. Aku bingung dng perkataan itu tapi, aku hanya mengganguk saja.
Saat di dlam rmah aku menemui grandpa d ruang kerjanya, setelah itu aku pergi ke kamar untuk mandi. Saat makan malam grandpa hanya diam saja, aku bingung karena biasanya grandpa pasti menanyakan kabarku hari ini. Selesai mkan malam dan membereskan meja makan lalu mencuci pring. Aku merasa letih jadi aku langsung ke kamar untuk tidur.
Pagi ini Remi ga bangunin ku jadi aku agak telat bangun. Tapi, dia ada di bawah bersama grandpa. Karena aku telat aku langsung ngibrit pergi smbil ngambil roti panggang dan menyuruh Remi buru2.
"em, maafin aku soal yg kemaren yh?" kata Remi memecah keheningan di mobil. "ga koq, lagian ngapain kamu minta maaf? Ga ada yg Yang perlu di minta maafin" kataku dng senyum yang cerah. Dia diam sejenak lalu tertawa kecil lalu mengacak2 rambutku. "iih. Jangan di rusakin dong" kataku manja. "oiya, Plester yg kmren aku kash mana? Koq ga di pake?" kata Remi tiba2. Aduh!! Lupa gw! Plester itu ada d loker kerjaku. "em, itu. Kmren aku mau pake plesternya ga taunya ga keburu jadi aku lupa pake" kataku berusaha jujur. Dia senyum lagi "yaudah kalo udah ketemu di pake yah" katanya.
Aduh.
Gw ngerasa keadaan ini aneh. Soalnya mukaku terasa panas dan degub jantung ku juga ga beraturan. Sesampainya di tmpat kerjaku, aku mengucapkan terima kasih dan.. Untuk sekian kali dia memegang tanganku, mencegatku untuk tidak keluar dulu.
"inget apa yg aku ksh tau ke kamu" katanya "jangan deketin cowok yang kemaren lagi" lanjutnya. Aku cma angguk2 tanda mengerti. Dia melepaskan seatbeltnya dan mengecup keningku. Seketika itu jga detak jantungku ga beraturan dan semakin cepat. Stlah dia mencium aku langsung turun dan menuju ruang loker tanpa berkata2 lagi.
Aku langsung membuka loker dan menemukan plestet yang dikasih Remi. Aku jika plester ini dipakai olehku rasanya sayang jadi kuputuskan untuk menyimpannya. Dng hati yang masih bingung dng perlakuan Remi tadi aku memakai celemek dan beranjak untuk ke meja kasir.
Saat aku berjalan ke tmpat kasir tba2 Cody alias new bos itu ngecegat aku. "bagus yah. Pagi2 pacaran di dpan kafe orng!" omelnya tapi aku tdk menjawab atau melawannya. Aku masih dng pikiranku, masih terasa panas di tmpat dimana Remi menciumku. "Hey! Knpa kamu?!" kata Cody sambil melabaikan tngannya ke dpan mukaku sehingga aku tersadar dari bengongku. "kamu kenapa?" kata Cody lagi. "apa? Kamu ngeganggu aku aja" kataku judes. "kamu ga inget apa janji kamu ke aku kmrn?" kataku "hah? Apa?" kataku bingung. "apa? Kamu ga inget? Kamukan aku suruh bersihin gudang" kata Cody. Aku diem aja, mmg bener sih kata Cody buat ngebersihin gudang. "nah, ayo skrng kerjain!" kata Cody. "trus yg jagain kasir?" kataku. Dia langsung nujuk Marrisa yg lagi gunting kuku. "udah ga usah bnyk mikir en alesan" kata Cody langsung narik tanganku. Akupun lngsng berontak karena aku inget perkataan Remi. "knpa?" kata Cody yg nyadar aku ngelepasin tanganku dari genggamannya. "gapapa. But, bisa ga kamu ga megang aku? Aku risih" kataku "ow, sori" kata Cody.
Dia langsung jalan di dpanku untuk nunjukin jalan. "tuh, disana ada sapu, kain pel, ember, dan smua kardus ataupun barang yg ada di dalem keluarin aja. I stay in here, jadi klo ada apa2 lo panggil aku aja" kata Cody. Gw cma mengganguk lalu masuk ke gudang. Aku langsung ngeluarin barang2 yang ringan2 keluar. Aku liat Cody duduk di dpan lorong yg agak jauh dari gudang. AKU melanjutkan perkerjaanku.

04/04/13

Light Up In the Dark - Bab 2


Dimana aku? Semua tempat ini koq kosong dan gelap? Siapa itu diujung kegelapan? Dia jalan kesini. Tba2 aku merasa ada orng yg memegang pinggangku lagi! Aku tdk bisa bergerak. "Aku Haus" kata orang itu. Aku rasa kenal suara ini.
Oya, suara orang yg menyerangku di gank tadi. "Aku Haus" katanya lagi. Saat itu aku merasa ada benda tajam di luka yg tdi dia berikan. Saat aku melihat dia sedang mengeluarkan taring giginya dan bersiap untuk mengigitku! "Kyaaa!!! JANGAN!!!!" teriak ku.
"Cece, Cece! Bangun!" panggil grandpa yg membangunkan ku dari mimpi buruk itu. Aku merasa piama yg kukenakan basah karna keringat. "ada apa ce? Apakah mimpi buruk?" kata grandpa. Aku hanya mengganguk. "mimpi apa?" tanya grandpa lagi. Tapi, aku tdk menjawab. "oke, kalo kamu ga mau cerita. Tapi, ganti bajumu dan segeralah tidur lagi" kata grandpa dan langsung keluar dari kamarku.
Ak bangkit berdiri dari tempat tidurku untk ganti baju. Tapi, aku merasakan sakit yang luar biasa sakit pada luka leherku. Aku jalan ke kaca untuk melihat luka itu. Saat aku melihat, darah mulai mengalir lagi dari luka itu. Aku mulai mengelapnya lagi dan berganti pakaian. Apakah mimpiku benar yah? Jika orng yg tadi itu melukai leherku dng taring giginya yang Panjang? Jika itu benar berarti dia adalah Vampire dong? Lukaku langsung linu. Sudahlah lagian itu hanya mimpi, lagian mana ada vampire jaman sekarang. Vampire itu hanyalah sebuah cerita berkembang di eropa. Setelah mengganti baju akupun kembali tidur.
"Cece"
"Ce, bangun! Udh pagi!" Suara berat itu membangunkanku. Aku mengucek mataku untuk melihat siapa orng yg membangunkanku. Seorng ak laki2 duduk di samping ranjangku.
"hey, bangun. Mau sampai kapan kamu tidur? Apakah kamu ga kerja?" kata dia. Saat nyawaku sudah berkumpul aku melihat laki2 itu. "Iya, aku bangun Remi" kataku sambil duduk. "Cepat beres2, aku, dan grandpa tunggu kamu di bawah buat sarapan yh?" kata Remi sambil berdiri dan keluar dari kamarku. Remi itu cucunya grandpa Steve, dia dan aku sudah sahabatan dari kecil. Tapi, entah mengapa? Belakangan ini perasaanku jadi aneh setiap dia memandangku ataupun dia bersamaku. Ah, sudahlah mendingan aku segera beres2 daripada telat kerja.
Setelah berbenah diri aku langsung turun dan menemukan grandpa dan Remi d ruang makan. Aku segera duduk di sebelah Remi dan mengambil roti yg ada d depanku lalu mengoleskanya dengan selai strwaberry kesukaanku. Dan, HAAP.. Roti itu sekarang aku makan . Saat aku makan, aku melihat kesekeliling. Remi menatapku dengan tatapan yg aneh. "kenapa?" kataku bingung "ah, gapapa. Oya, leher kamu kenapa?" kata Remi. Aku langsung kaget dng pertanyaan Remi. Koq ni ank nanya luka leher gw? Apa grandpa ngasih tau Remi yh? Aku langsung menatap tajam Grandpa, yg tadinya menatapku. Dia langsung tertunduk tdk menatapku lagi melainkan menatap piring yg ada d depannya.  
"Ce, koq ga dijawab? Leher kamu kenpa luka gitu?" kata Remi. Aku langsung tersentak dari lamunan "em, ini. Aku ceroboh saat kerja. Kepentok sama pinggiran pintu lemari" kataku. "Hah? Koq bisa?" kata Remi curiga. "Iya, jadi saat aku membersihan bawah lemari, aku tdk tau kalo pintu lemari yg aku bersikan itu terbuka jadi saat aku berdiri jadi leherku tersayat gini deh" kataku yg berusaha bohong. "ow, apakah sakit? Maksudku apakah lukanya dalam?" kata Remi khawatir. "ga koq. Cma goresan aja" kataku. Saat aku melihat jam tanganku. Ya ampun hampir jam 9.
"Remi! Cepatan makannya!" kataku. Remi mmg bisa dikatakan sahabat yg baik. Karena, dia mau nganterin ku ke tempat kerja. Dia lebih tua daripadaku 2 tahun. Aku dan Remi langsung lari keluar dan menaiki mobil Remi setelah sarapan dan pamitan ke grandpa, menuju tempat kerjaku. Di mobil Remi, kita diam seribu bahasa. "Nanti malam aku jemput kamu yh?" kata Remi memecahkan keheningan "ah.. Ga usah.. Aku bisa sendiri koq" kataku "Ce, kamu itu cewek. Masa kamu pulang sendirian? Kalo ada orang jahat mau berbuat sesuatu ke kamu gimana?" kata Remi. Kenapa dia jadi perhatian gini yh? Biasanya dia cma bilang "oh" kalo aku tolak. Aku kembali diam ga tau apa yg mesti aku katakan.
Sesampainya di tmpat kerja, "Thanks yah Rem" kataku dan beranjak keluar mobil. Tapi, tanganku di cegat Remi. "Aku nanti jemput kamu yh?" tanya dia lagi. "Udahlah ga ush.. Aku bisa jaga diri koq, lagian kamu kn kerjanya ampe malem" kataku "yaudah dh. Tapi, bener yah kamu mesti pulang dengan keadaan selamat" kata Remi. Aku cma mengganguk dan keluar dari mobil. "Eh, tunggu Ce!" panggil Remi. Aku langsung nengok melihatnya. "ini, pake ini buat nutupin lukamu" kata Remi sambil memberi sebuah plester yg bergambar domba, lebih tepatnya shaun the sheep. Aku langsungi ngambil plester itu dng tatapan yg agak aneh. "em, sorry. Tadi aku buru2 jadi cuma dapet yg itu" kata Remi ragu2 "gapapa koq. Ini jga udh cukup, yang penting bisa nutupin luka" kataku lalu lari kecil masuk ke dalam cafe.
Yap, inilah tmpat kerjaku. Cafe de simpson. Nama cafenya mmg aneh karena itu aku ingin kerja disini. Aku melihat jam tanganku sambil jalan ke ruang loker, dan ternyata aku telat 15 menit. 
Di ruang loker udh sepi saatku msk. Aku langsung menuju lokerku lalu menaro tas dan memakai celemek hitam yg isinya note dan pulpen. Stlah itu aku keluar untuk absen.
Selesai absen tba2 ada yg ngoel punggungku, aku langsung negok dan bertapa terkejutnya aku. Karena yg ngoel punggungku ternyata boss cafe ini. "Sori bos, tadi sedikit masalah dng keluarga saya jadi telat begini" kataku lalu menunduk 40° ke bos. "iya, gapapa. Tapi, jngan dilakukan lagi yh?" katanya. Bos memang orang baik yg pernah kukenal karena tdk pernah marah. Aku pun mengganguk malu. "oya, karena kamu telat. Saya mau ksh tau kamu jika, beberpa minggu ke depan saya tdk akan berkerja dan digantikan oleh Anak sya. Dan saya kasih tau yah, Jangan pernah ganggu dia jika tdk ada urusan yg penting. Soalnya sifat dia sensitif" kata bos. "ow, oke bos" kataku singkat dan bospun pergi. Sensitif? Apa maksudnya sensitif? Pemikiranku biasanya orng sensitif itu kebanyakan cewek. Ah, bodolah. Mendingan gw kerja, aku bertugas untuk menjaga kasir dan mencatat pesanan.
Aku bertugas bersama seniorku Marrisa. Hari ini aku berkerja dengan lancar sampai pada siang hari ada cowok berambut blonde masuk dan langsung duduk di samping jendela. "Ce, kamu aja yg nyatet. Aku males" kata Marrisa. Tanpa bnyak kata aku langsung mendekati orang itu. "Permisi, ada yg bisa saya bantu?" kataku sambil ngasih daftar menu. Dia menerima daftar itu dan langsung di lihat2. Aku menunggu di sebelahnya. "Kenapa anda berdiri di situ?" katanya dng suara berat. "Maaf, saya menunggu anda memesan sesuatu" kataku. Dia langsung menatapku dng tatapan yg tajam dan dingin. Aku bisa melihat matanya yg biru melihatku dng tatapan tdk bersahabat. "em, oke, jika anda sudah memustuskan ingin memesan apa. Panggil lah saya" kataku. "Ga! Ga perlu! Saya pengen ketemu Manajer cafe ini!" kata dia dng nada marah. "maaf, untuk apa?" kataku takut. "kamu ga perlu tau!" katanya. "hey!hey! Ada apa ini?" kata bos dateng. "Dad! Perhatiin nih karyawan Dad!" kata dia. Dad? Kenapa nih cowok manggil bos Dad? "loh? Mulai bsk dia bukan karyawan dad lagi. Mulai bsk dia karyawan kamu" kaya bos. What?? Dia anaknya bos yg pnya sifat sensifit? "tapi, dad. Aku.."
"ga ada tapi, tapian atau mulai sekarang aja kamu kerjanya?" potong bos. Saat bos membalikan badannya sepertinya dia baru nyadar jika aku ada disitu. "ow, ada kamu Ce? Kenalin ini ank saya namanya Cody" kata bos. Gw cma ngangguk2 tapi, tnpa gw sadari tangan gw sudah terulur untuk bersalaman. Diapun menyalami tangan gw. "Cody Simpson" katanya dng nada yg agak kesal. "Cherry Holmes, bisa jga di panggil Cece. Nice to meet u, new bos" kataku dng diwarnai senyuman dari bibirku. Sbtulnya aku tdk sudi senyum ataupun berjabah tangan dngan dia. Tapi, jika dipikir2 dia tuh anak bos jadi mesti baik2 sama dia. Stlah berjabah tngan dng ank bos aku kembali ke posisiku yaitu, dibelakang kasir dan ank bos itu dibwa daddy-nya ke kantor.
"siapa tuh anak? Keliatanya belagu banget?" kata Ben. Dia adalah salah satu bartander di cafe ini. Kopi yg dia buat semuanya enak. "dia anaknya bos" kataku singkat. "oo, jadi dia orngnya?" kata Marrisa. Aku cuma ngangguk2 tdk semangat. "trus tadi dia marah2 knpa?" kata Ben penasaran "ga tau. Aku aja bingung" kataku. "udahlah, drpda mikirin orng ga jelas mendingan mikirin pelanggan. Tuh liat ada pelanggan" kata Marrisa. Aku pun langsung kerja lagi.