Someone’s POV
Pagi yang cerah untuk memulai sesuatu dipagi yang cerah ini.
Aku bangun tidur dengan hari yang berbunga-bunga, hari ini akan ku habiskan
berdua dengan pacar imut ku. Setelah aku selesai berbenah diri ku telepon
pacarku yang palingku sayang ini.
“Honey, apakah
kamu udh bangun?” katuku dengan semangat. “yap!
I’m ready to start this day with you, darling” jawabnya. Aduh, hatiku tidak
karuan mendengarnya bekata seperti itu dengan nada yang sangat manja.
“oke, kalo gitu aku kerumah mu yah sayang” kataku. “iya,
hati-hati yah, kecup basah dariku” katanya.
Namaku Hailee Marei Thomson , panggil aku Hailee. Tapi, kalo
di rumah dipanggil Marie. Umurku 21 tahun. Tetapi aku sudah menyeselesaikan
bangku kulahku dengan jalur yang diberikan oleh pihak universitas karena
kemauan mamaku yang ribet, hanya kuliah selama 3 tahun. Aku manusia campuran, maksudku
aku adalah campuran British, Chinese, and Indonesian . So, aku ini gado-gado
kalo kata orang. Aku sekarang tinggal di Bali setelah pindah dari Amerika sekitar
3 minggu yang lalu, setelah acara wisudaku. Dan, aku pacaran dengan seorang
perempuan sekitar 3 bulan yang lalu. Why I dating with girl? BECAUSE I’M lesbian..
Sebetulnya aku dulu tidak begini. Penyebabnya karna Cowok
Brengsek bernama Joe! Aku menyukainya semanjak SMP dan berlanjut ke SMA karena
kita selalu satu sekolah. Saat dia mau lulus (saat itu aku baru masuk SMA kami
hanya berjarak 3 tahun) aku menyatakan cintaku kepadanya dan herannya dia
langsung menerima pernyataan cintaku. Aku sangat senang sekali waktu itu.
Setiap hari tidak ada hari aku melepaskanya dari tanganku. Sampai akhrinya aku
kecolongan dia selingkuh dibelakangku.
Saat aku bertanya perlihal ini kepadanya dia malah menuduhku
tidak percaya kepadanya dan dia mulai memukuliku dengan sangat kejam dengan
alasan yang tidak jelas. Saat aku pulang dengan luka lebam yang kuterima
darinya Mamaku langsung mencecar banyak pertanyaan dan Joe pun diadukan ke
sekolah dan pihak berwenang. Dia dikeluarkan disaat 2 minggu menjelang ujian
dan dimasukan ke penjara karena pemukulan. Semenjak dari itu aku mulai menjauhi
namanya kaum adam. Dan gara-gara itu sifatku yang dulu girly hilang tanpa jejak
berubah dengan sifat tomboyku yang
keluar karena aku belajar banyak seni bela diri.
Tetapi, aku tomboy tidak mengubah diriku atau yang disebut
transgender. Aku tidak mengubah fisikku menyerupai seorang laki-laki. Karena
aku menghargai diriku sebagai pemerian dari Tuhan yang paling amat mulia.
Finally, i’m arrived in my Girl’s hotel. Dia bernama
Sani, Sanny Wina Effendi. Dia adalah adik kelasku, selisih kami hanya berbeda 1
tahun. Dia sudah berdiri didepan lobby dengan simpel dress berwarna pastel yang
pas ditubuhnya. She’s prefect !!
tetapi aku melihat sebuah tas besar yang dia jinjing. “hey beautiful, how’s your morning?” kataku setelah dia masuk
kedalam mobilku. Dia langsung mengucup pipiku singkat. “great” katanya dengan senyum yang menawan. “oke, mau kemana nih?”
kataku pura-pura bertanya. “Hailee..” panggil dia dengan nada merajuk.. “yap!! I know!! Beach!!
I’m ready !!” kataku dan mengarahkan mobilku ke pantai Kuta.
Someone’s POV
Sial! Kenapa pagi itu cepat sekali datangnya sih? Rasanya
aku baru sampai di apartemen ini! Ku temukan seseorang yang selama 3 bulan ini
menghiasi hari-hariku. Dia tidak memakai sehelai pakainpun sama sepertiku,
hanya ditutupi dengan selimut yang hangat ini. “Joe, bangun sudah pagi my Gentelman” kataku membangunkannya
dengan belaian di tubuhnya.
Perlahan –lahan matanya pun terbuka. Dia tersenyum padaku
dan aku tersenyum juga padanya. “bagaimana permainanku tadi malam?” kalimat
pertama yang keluar dari mulutnya denga suara yang agak serak. OMG! He’s
very sexy man!! “super!! You were very Gentle last night. I loved it!!”
kataku dengan memberikan senyumku yang paling manawan. Dia terduduk dan
langsung melumat bibirku sangat dalam. “i think we must take a bath? Aku ada
rapat jam 9 nanti. Kau juga kan?” katanya.
“yap, ayo.”ajakku untuk mandi bersama.
Namaku Domikus Robert
Harrison. Panggilan Domi. Pasti pikiran yang pertama adalah sapi, hahaha. Aku
rasa aku sudah kebal dengan pemikiran orang tentang itu. But, Yap i’m
guy.. and i’m gay. Umurku 25 tahun, berdomisili di Jakarta aku mempunya
perusahaan yang bergerak dalam bidang ekspor impor dan sangat terkenal di
dunia. Aku berdarah Australia and Jepang. Yah, jadi muka ku masih kebule-bulean,but
i’m fasih dalam berbahasa Indonesia, Inggris,Jerman, Mandarin, dan Jepang. Dan
pacarku yang palingku cintai bernama Joe Setiadi. He’s karyawanku yang
berpindah pangkat menjadi pacarku sekarang.
Walaupun aku seorang Gay. Sifatku tidak seperti kebanyakan
gay, yang berdandan dan bertingkah laku sebagai cewek, itu menjijikan. Banyak
teman ku yang sesama gay membawa pasangannya yang menyerupai perempuan tetapi
laki-laki. Aku tidak ingin seperti itu ataupun pasangan ku seperti itu. Aku mau
aku dan pasanganku bertingkah laki dan berpenampilan fisik layaknya laki-laki
biasa. Itu lebih MENGIURKAN.
Setelah mandi dan berpakaian Joe pamit pulang sebentar sebelum
dia pergi ke kantor yang sama denganku. Yah, jadinya aku sarapan sendirian
setelah Joe pergi aku tinggal sendirian di sini.
Kalo kalian bertanya-tanya mengapa cowok ganteng, dan super
duper kaya sepertiku bisa mengidap penyimpangan seksual. Sebetulnya ceritanya
sudah lama sekali.
Namanya Sani. Dia cinta pertamaku. Cinta itu tumbuh saat aku
berumur 10 tahun dan dia berumur 5 tahun. Dia sangat mengemaskan, setiap hari
aku bermain bersamanya. Sampai akhirnya aku berumur 12 dan dia 7 tahun. Saat itu
aku sedang mengalami puber. Yah taulah umur segitu memang anak cowok sedang
berkembang. Entah setan apa yang merasukiku saat melihat Sani sedang
membelakangiku saat bermain aku mulai bertindak gila dengan meraba-raba badan
Sani dan berakhir pada kemaluannya. Saat itu entah bagaimana tanyanku
menyelusup ke sana yang masih tertutup celana dalamnya. Tiba-tiba Sani
berteriak kesakitan dan mulai menangis. Aku bingung. Dia mengatakan jika aku
jahat karena telah membuatnnya sakit. Saat itu dan seterusnya Sani tidak mau
lagi bermain denganku dengan alasan takut. Dan baruku sadari saat umurku 15 tahun aku
telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Maluai saat itu aku tidak benari
lagi beehubungan dengan perempuan. Aku juga takut aku melakukan hal yang sama
terhadap Sani kepada perempuan lain. Dibayanganku aku masih bisa membayangkan
saat dia menangis dan menjerit kesakitan dan raut mukanya yang takut saat
bertemu denganku. Aku sedih sekali saat itu.
Aku takut aku akan seperti ayahku. Ayahku setiap pulang dari
kerja pasti dalam keadaan mabuk dan pasti tengah malam saat ibu menanyakan
mengapa banyak bekas kiss mark di bajunya, dia malah memukuli ibu sampai
berdarah dan baru ku ketahui Ayahku sangat kecanduan sex dengan wanita. Aku sangat
benci kepadanya dan benci sekali nama belakangku!
Ah, aku mengusap wajahku karena lelah sekali. Aku memikirkan
ini dan memikirkan itu. Pikiranku sangat bercabang- cabang saat ini. Susah
untuk fokus dengan satu masalah. Sebaiknya aku berangkat kerja dan bertemu lagi
dengan pujaan hatiku.
**
Author’s POV
Saat menjelang sore Sani dan Hailee kembali ke hotel Sani
setelah seharian bermain air di pantai Kuta dan berbelanja di sekitarnya.
Sani membuka pintu hotel dan tiba-tiba tangan sani ditarik
oleh Hailee ke arah ranjang. Hailee merebahkan tubuh Sani ke ranjang yang besar
itu lalu menciumi bibir Sani dengan ganas, mengigit bibir Sani dan menyatuhkan
lidah mereka. Saat Hailee mengingikan permainnya lebih, telepon genggamnya
berbunyi. Awalnya dia tidak menghiraukan lagu With Ur Love – Cher Llyod ft.Mike
Posner yang berkumandang memenuhi ruangan itu tetapi sepertinya Sani sangat
terganggu dengan lagu tersebut yang menggangu aktivitas mereka berdua.
“angkatlah, sayang siapa tau penting” kata Sani melepas lumatan Hailee yang
sangat memabukan. Hailee pun melihat telepon genggamnya dan melihat bahwa
Mamanya yang sekarang menghubunginya.
Dengan kesel karena acara diganggu Hailee mengangkat
panggilan dari mamanya. “ugh.. what’s
happening mom? You disturb me”
kata Hailee dengam malas. “Mari, help me
please” kata mamanya diseberang sana dengan nada yang panik. Hailee
mendengar mama panik dia pun ikut panik. “what
wrong mom?” kata Hailee. “your dad..”
sebelum mamanya selesai menjelaskan Hailee langsung memotong “mom ada dmna?”
katanya “di Jakarta” kata mamanya “oke,
Wait for me.. i’ll go there” katanya langsung mematikan sambungan teleponya
dan langsung melihat ke Sani . “Ada apa sweety?”
kata Sani. “my mom.. she said ‘my dad’
but I don’t know what’s happening! I must go to Jakarta now!” katanya
berbenah dirinya dan mengambil tasnya yangdia lempar ke sofa. “terus aku?” kata
Sani. Tetapi sepertinya Hailee tidak mendengar karena dia telah keluar dari
kamarnya.
**
Domi’s POV
Damn it! Padahal kerjaan blom selesai tapi mama udah dari
tadi nelepon melulu. Dan sekali lagi mama nelepon. “Dom, where are you boy?” kata mama. “still
in office mom” kataku dengan malas. “come
on Dom, why do u have no time to spend with me?” katanya dengan nada sedih
“yeah mom, i’m trying hard to finish my work” kataku. “please come and leave it!” kata mama
sekarang dengan nada memerintah.
“i cann’t” kataku
“please Dom.. ugh, okay I don’t ask you
again.. this is the first and last time I ask u to come here” kata mama. “ ugh.. okay mom.. you win..” kata ku
menyerah. “oke.. i’m waiting you”
kata mama girang langsung memetikan sambungannya. Coba apa yang mau mama
lakukan? Tidak biasanya dia begitu manja dan menuntut sampai segininya. Lebih
baik aku cepat-cepat sebelum mama marah kepadaku.
**
0 komentar:
Posting Komentar