21/04/13

No Love Allowed - Bab 1


Someone’s POV
Pagi yang cerah untuk memulai sesuatu dipagi yang cerah ini. Aku bangun tidur dengan hari yang berbunga-bunga, hari ini akan ku habiskan berdua dengan pacar imut ku. Setelah aku selesai berbenah diri ku telepon pacarku yang palingku sayang ini.
Honey, apakah kamu udh bangun?” katuku dengan semangat. “yap! I’m ready to start this day with you, darling” jawabnya. Aduh, hatiku tidak karuan mendengarnya bekata seperti itu dengan nada yang sangat manja.
“oke, kalo gitu aku kerumah mu yah sayang” kataku. “iya, hati-hati yah, kecup basah dariku” katanya.
Namaku Hailee Marei Thomson , panggil aku Hailee. Tapi, kalo di rumah dipanggil Marie. Umurku 21 tahun. Tetapi aku sudah menyeselesaikan bangku kulahku dengan jalur yang diberikan oleh pihak universitas karena kemauan mamaku yang ribet, hanya kuliah selama 3 tahun. Aku manusia campuran, maksudku aku adalah campuran British, Chinese, and Indonesian . So, aku ini gado-gado kalo kata orang. Aku sekarang tinggal di Bali setelah pindah dari Amerika sekitar 3 minggu yang lalu, setelah acara wisudaku. Dan, aku pacaran dengan seorang perempuan sekitar 3 bulan yang lalu. Why I dating with girl? BECAUSE I’M  lesbian..
Sebetulnya aku dulu tidak begini. Penyebabnya karna Cowok Brengsek bernama Joe! Aku menyukainya semanjak SMP dan berlanjut ke SMA karena kita selalu satu sekolah. Saat dia mau lulus (saat itu aku baru masuk SMA kami hanya berjarak 3 tahun) aku menyatakan cintaku kepadanya dan herannya dia langsung menerima pernyataan cintaku. Aku sangat senang sekali waktu itu. Setiap hari tidak ada hari aku melepaskanya dari tanganku. Sampai akhrinya aku kecolongan dia selingkuh dibelakangku.
Saat aku bertanya perlihal ini kepadanya dia malah menuduhku tidak percaya kepadanya dan dia mulai memukuliku dengan sangat kejam dengan alasan yang tidak jelas. Saat aku pulang dengan luka lebam yang kuterima darinya Mamaku langsung mencecar banyak pertanyaan dan Joe pun diadukan ke sekolah dan pihak berwenang. Dia dikeluarkan disaat 2 minggu menjelang ujian dan dimasukan ke penjara karena pemukulan. Semenjak dari itu aku mulai menjauhi namanya kaum adam. Dan gara-gara itu sifatku yang dulu girly hilang tanpa jejak berubah dengan sifat tomboyku yang keluar karena aku belajar banyak seni bela diri.
Tetapi, aku tomboy tidak mengubah diriku atau yang disebut transgender. Aku tidak mengubah fisikku menyerupai seorang laki-laki. Karena aku menghargai diriku sebagai pemerian dari Tuhan yang paling amat mulia.
Finally, i’m  arrived in my Girl’s hotel. Dia bernama Sani, Sanny Wina Effendi. Dia adalah adik kelasku, selisih kami hanya berbeda 1 tahun. Dia sudah berdiri didepan lobby dengan simpel dress berwarna pastel yang pas ditubuhnya. She’s prefect !! tetapi aku melihat sebuah tas besar yang dia jinjing. “hey beautiful, how’s your morning?” kataku setelah dia masuk kedalam mobilku. Dia langsung mengucup pipiku singkat. “great” katanya dengan senyum yang menawan. “oke, mau kemana nih?” kataku pura-pura bertanya. “Hailee..” panggil dia dengan nada merajuk.. “yap!! I know!!  Beach!! I’m ready !!” kataku dan mengarahkan mobilku ke pantai Kuta.
Someone’s POV
Sial! Kenapa pagi itu cepat sekali datangnya sih? Rasanya aku baru sampai di apartemen ini! Ku temukan seseorang yang selama 3 bulan ini menghiasi hari-hariku. Dia tidak memakai sehelai pakainpun sama sepertiku, hanya ditutupi dengan selimut yang hangat ini. “Joe, bangun sudah pagi my Gentelman” kataku membangunkannya dengan belaian di tubuhnya.
Perlahan –lahan matanya pun terbuka. Dia tersenyum padaku dan aku tersenyum juga padanya. “bagaimana permainanku tadi malam?” kalimat pertama yang keluar dari mulutnya denga suara yang agak serak. OMG!    He’s very sexy man!! “super!! You were very Gentle last night. I loved it!!” kataku dengan memberikan senyumku yang paling manawan. Dia terduduk dan langsung melumat bibirku sangat dalam.  “i think we must take a bath? Aku ada rapat jam 9 nanti. Kau juga kan?” katanya.
“yap, ayo.”ajakku untuk mandi bersama.
Namaku Domikus  Robert Harrison. Panggilan Domi. Pasti pikiran yang pertama adalah sapi, hahaha. Aku rasa aku sudah kebal dengan pemikiran orang tentang itu. But,  Yap i’m guy.. and i’m gay. Umurku 25 tahun, berdomisili di Jakarta aku mempunya perusahaan yang bergerak dalam bidang ekspor impor dan sangat terkenal di dunia. Aku berdarah Australia and Jepang. Yah, jadi muka ku masih kebule-bulean,but i’m fasih dalam berbahasa Indonesia, Inggris,Jerman, Mandarin, dan Jepang. Dan pacarku yang palingku cintai bernama Joe Setiadi. He’s karyawanku yang berpindah pangkat menjadi pacarku sekarang.
Walaupun aku seorang Gay. Sifatku tidak seperti kebanyakan gay, yang berdandan dan bertingkah laku sebagai cewek, itu menjijikan. Banyak teman ku yang sesama gay membawa pasangannya yang menyerupai perempuan tetapi laki-laki. Aku tidak ingin seperti itu ataupun pasangan ku seperti itu. Aku mau aku dan pasanganku bertingkah laki dan berpenampilan fisik layaknya laki-laki biasa. Itu lebih MENGIURKAN.
Setelah mandi dan berpakaian Joe pamit pulang sebentar sebelum dia pergi ke kantor yang sama denganku. Yah, jadinya aku sarapan sendirian setelah Joe pergi aku tinggal sendirian di sini.
Kalo kalian bertanya-tanya mengapa cowok ganteng, dan super duper kaya sepertiku bisa mengidap penyimpangan seksual. Sebetulnya ceritanya sudah lama sekali.
Namanya Sani. Dia cinta pertamaku. Cinta itu tumbuh saat aku berumur 10 tahun dan dia berumur 5 tahun. Dia sangat mengemaskan, setiap hari aku bermain bersamanya. Sampai akhirnya aku berumur 12 dan dia 7 tahun. Saat itu aku sedang mengalami puber. Yah taulah umur segitu memang anak cowok sedang berkembang. Entah setan apa yang merasukiku saat melihat Sani sedang membelakangiku saat bermain aku mulai bertindak gila dengan meraba-raba badan Sani dan berakhir pada kemaluannya. Saat itu entah bagaimana tanyanku menyelusup ke sana yang masih tertutup celana dalamnya. Tiba-tiba Sani berteriak kesakitan dan mulai menangis. Aku bingung. Dia mengatakan jika aku jahat karena telah membuatnnya sakit. Saat itu dan seterusnya Sani tidak mau lagi bermain denganku dengan alasan takut.  Dan baruku sadari saat umurku 15 tahun aku telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Maluai saat itu aku tidak benari lagi beehubungan dengan perempuan. Aku juga takut aku melakukan hal yang sama terhadap Sani kepada perempuan lain. Dibayanganku aku masih bisa membayangkan saat dia menangis dan menjerit kesakitan dan raut mukanya yang takut saat bertemu denganku. Aku sedih sekali saat itu.
Aku takut aku akan seperti ayahku. Ayahku setiap pulang dari kerja pasti dalam keadaan mabuk dan pasti tengah malam saat ibu menanyakan mengapa banyak bekas kiss mark di bajunya, dia malah memukuli ibu sampai berdarah dan baru ku ketahui Ayahku sangat kecanduan sex dengan wanita. Aku sangat benci kepadanya dan benci sekali nama belakangku!
Ah, aku mengusap wajahku karena lelah sekali. Aku memikirkan ini dan memikirkan itu. Pikiranku sangat bercabang- cabang saat ini. Susah untuk fokus dengan satu masalah. Sebaiknya aku berangkat kerja dan bertemu lagi dengan pujaan hatiku.
                      **
Author’s POV
Saat menjelang sore Sani dan Hailee kembali ke hotel Sani setelah seharian bermain air di pantai Kuta dan berbelanja di sekitarnya.
Sani membuka pintu hotel dan tiba-tiba tangan sani ditarik oleh Hailee ke arah ranjang. Hailee merebahkan tubuh Sani ke ranjang yang besar itu lalu menciumi bibir Sani dengan ganas, mengigit bibir Sani dan menyatuhkan lidah mereka. Saat Hailee mengingikan permainnya lebih, telepon genggamnya berbunyi. Awalnya dia tidak menghiraukan lagu With Ur Love – Cher Llyod ft.Mike Posner yang berkumandang memenuhi ruangan itu tetapi sepertinya Sani sangat terganggu dengan lagu tersebut yang menggangu aktivitas mereka berdua. “angkatlah, sayang siapa tau penting” kata Sani melepas lumatan Hailee yang sangat memabukan. Hailee pun melihat telepon genggamnya dan melihat bahwa Mamanya yang sekarang menghubunginya.
Dengan kesel karena acara diganggu Hailee mengangkat panggilan dari mamanya. “ugh.. what’s happening mom? You disturb me” kata Hailee dengam malas. “Mari, help me please” kata mamanya diseberang sana dengan nada yang panik. Hailee mendengar mama panik dia pun ikut panik. “what wrong mom?” kata Hailee. “your dad..” sebelum mamanya selesai menjelaskan Hailee langsung memotong “mom ada dmna?” katanya “di Jakarta” kata mamanya “oke, Wait for me.. i’ll go there” katanya langsung mematikan sambungan teleponya dan langsung melihat ke Sani . “Ada apa sweety?” kata Sani. “my mom.. she said ‘my dad’ but I don’t know what’s happening! I must go to Jakarta now!” katanya berbenah dirinya dan mengambil tasnya yangdia lempar ke sofa. “terus aku?” kata Sani. Tetapi sepertinya Hailee tidak mendengar karena dia telah keluar dari kamarnya.
**
Domi’s POV
Damn it! Padahal kerjaan blom selesai tapi mama udah dari tadi nelepon melulu. Dan sekali lagi mama nelepon. “Dom, where are you boy?” kata mama. “still in office mom” kataku dengan malas. “come on Dom, why do u have no time to spend with me?” katanya dengan nada sedih “yeah mom, i’m trying hard to finish my work” kataku. “please come and leave it!” kata mama sekarang dengan nada memerintah.
i cann’t” kataku “please Dom.. ugh, okay I don’t ask you again.. this is the first and last time I ask u to come here” kata mama. “ ugh.. okay mom.. you win..” kata ku menyerah. “oke.. i’m waiting you” kata mama girang langsung memetikan sambungannya. Coba apa yang mau mama lakukan? Tidak biasanya dia begitu manja dan menuntut sampai segininya. Lebih baik aku cepat-cepat sebelum mama marah kepadaku.
                              **

0 komentar:

Posting Komentar