Yap, udh jam 6 waktunya ku
pulang.
Aku siap2 pulang, sampai new bos
memanggilku. "hey, anak maggang! Sini!" panggilnya. Aku lngsung
ngedeketin new bos itu. "nanti kamu temenin aku ke suatu tempat yah?"
kata new bos. "hah? Ga bisa! Ini bukan jam aku kerja. Suruh aja Ben atau
Marrisa atau yg lain gitu" kataku "Yg laen lagi sibuk. Klo Ben ama
Marrisa kamu liat aja" kata new bos dan dia nunjuk ke pintu darurat. Aku
langsung ngebuka pintu dan ..
"Kyaa!" teriak Marrisa.
Aku ga percaya apa yg tadi aku
liat Ben n Marrisa lagi berciuman panas. "knpa?" kata Ben
"kayanya aku tadi liat Cece lagi ngeliat kita" kata Marrisa. Aku
langsung nyadar kalo Marrisa melihatku, aku langsung menarik diri dari situ.
"gimana?" kata new bos.
Gila,aku speechless ngeliat
begituan. Masalahnya selama aku hidup aku blom pernah melihat yg begituan dan
belom pernah merasakannya. "hey, dijawab dong kalo orng nanya!" kata
new bos. "aku,aku ga tau mesti ngomong apa" kataku terbata2.
"memang kamu itu ga usah ngomong apa2. Ayo ikut aku!" kata dia ga
sabaran. Tanganku langsung di tarik dia. "mau kemana?" kataku.
"udh ikut aja" kata dia. Tba2, kita sampe sebuah gudang. "nah,
sekarang kamu beresin gudang ini" kata dia. Dan pas dibuka pintu gudang,
mampuslah! Berantakan banget! "Nih, beresin semua. Aku tinggal yah"
kata tuh bos belagu. "eh, koq ditinggal mmgnya aku udh ngomong iya
apa?" kataku protes. "kamukan dari tadi diem berati iya" kata
dia. "hah? Knpa kamu nyuruh aku? Iya, saya tau kalo besok kamu ngegantiin
your daddy. But, itu besok jadi, kamu ga boleh nyuruh aku sekarang!"
kataku protes. "besok ama sekarang apa bedanya?" katanya.
Aku bingung sama nih anak.
"yah bedalah! Sekarang kamu liat dong kalo udah gelap! Aku mesti pulang
sekarang!" kataku.
"Tapi, menurutku sama saja.
Malahan aku lebih tertarik berkerja pada Malam hari" kayanya santai sambil
berjalan meninggalkan aku disitu. "eh, jangan tinggalin aku
sendirian!" kataku sambil ngejer dia. Saat dia tau kalo aku ngikutin dia,
dia langsung berhenti dan akupun jga ikut berhenti. "Knpa ngikutin
aku?" katanya. "yaiyalah aku kan mau pulang" kataku santai.
"pulang? Beresin dulu baru pulang" kata new bos dng nujuk ke gudang
itu "ga!" kataku kekeh dan langsung lari dari sampingnya. New bos
itupun ngejerku. Aku mempercepat langkahku dan aku puk sampe di luar. Tapi,
sialnya tanganku ketangkep orang gila itu.
"lepasin ga ?!" kataku
ngebrontak. "aku punya nama! Namaku Cody!" katanya. Tapi, aku tdk
menghiraukan perkataanya dan berusaha melepaskan diri darinya. "Hey! Apa
yg kamu lalukan!?" panggil seseorang. Aku dan Cody langsung negok ke asal
suara itu. "Kamu ngapain narik Cece? Lepasin ga?" kata Remi. Cody
langsung ngelongarin peganganya di tanganku tapi, tdk dilepas. "ada
masalah?" kata Cody. "iya, ngapain anda menarik tangan Cece?"
katanya "terserah saya dong dia pegawai, dan saya kasih tau kalo tdk mau
melakukan tugasnya dng baik jadi saya minta pertanggung jawabanya" kata Cody.
Tba2 aku merasakan aura disini ga
enak, seperti aura hitam dari Cody dan Remi. Dan aku melihat mata dari kedua
orng ini penuh dng kebencian. "lepaskan dia" kata Remi santai tapi
tegas. "oke, saya kasih dia sekarang tapi, besok2 saya ga mau mengalah
sama anda!" kata Cody memberikan tanganku kepada Remi. Remi pun langsung
menangkap tanganku dan menariknya ke mobilnya.
Aku belom pernah liat sorot mata
Remi kaya begini. Kayanya dia bener2 marah, aku belum pernah liat Remi marah.
Dia selalu baik kpdaku, sampai2
aku menganggap dia sbg kakakku. Wlpun yah aku tau jika dia marah bagaimna,
soalnya adiknya Remi, Nana pernah nangis sehabis marah kpdanya. Itu jga sekali
doang saat Nana kepergok kabur dari rumah gara2 seorang cowok.
Di mobil kita hanya diam2 aja,
berkutat dng pikiran masing2. Sesampainya di dpan rmhku, aku lngsng lepas
seatbelt n say thanks. Saat aku mau out dari mobilnya dia mencegahku lagi.
"jngan pernah deketin dia lagi" kata Remi dng suara pelan tetapi, aku
tau ada amarah di nada bicaranya.
"hah? Siapa?" kata gw
pura2 ga tau. "orang tadi. Jngan pernah deketin dia lagi. Dia bisa melukai
kamu, aku tdk menginginkanya" kata Remi. Aku bingung dng perkataan itu
tapi, aku hanya mengganguk saja.
Saat di dlam rmah aku menemui
grandpa d ruang kerjanya, setelah itu aku pergi ke kamar untuk mandi. Saat
makan malam grandpa hanya diam saja, aku bingung karena biasanya grandpa pasti
menanyakan kabarku hari ini. Selesai mkan malam dan membereskan meja makan lalu
mencuci pring. Aku merasa letih jadi aku langsung ke kamar untuk tidur.
Pagi ini Remi ga bangunin ku jadi
aku agak telat bangun. Tapi, dia ada di bawah bersama grandpa. Karena aku telat
aku langsung ngibrit pergi smbil ngambil roti panggang dan menyuruh Remi buru2.
"em, maafin aku soal yg
kemaren yh?" kata Remi memecah keheningan di mobil. "ga koq, lagian
ngapain kamu minta maaf? Ga ada yg Yang perlu di minta maafin" kataku dng
senyum yang cerah. Dia diam sejenak lalu tertawa kecil lalu mengacak2 rambutku.
"iih. Jangan di rusakin dong" kataku manja. "oiya, Plester yg
kmren aku kash mana? Koq ga di pake?" kata Remi tiba2. Aduh!! Lupa gw!
Plester itu ada d loker kerjaku. "em, itu. Kmren aku mau pake plesternya
ga taunya ga keburu jadi aku lupa pake" kataku berusaha jujur. Dia senyum
lagi "yaudah kalo udah ketemu di pake yah" katanya.
Aduh.
Gw ngerasa keadaan ini aneh.
Soalnya mukaku terasa panas dan degub jantung ku juga ga beraturan. Sesampainya
di tmpat kerjaku, aku mengucapkan terima kasih dan.. Untuk sekian kali dia
memegang tanganku, mencegatku untuk tidak keluar dulu.
"inget apa yg aku ksh tau ke
kamu" katanya "jangan deketin cowok yang kemaren lagi"
lanjutnya. Aku cma angguk2 tanda mengerti. Dia melepaskan seatbeltnya dan
mengecup keningku. Seketika itu jga detak jantungku ga beraturan dan semakin
cepat. Stlah dia mencium aku langsung turun dan menuju ruang loker tanpa
berkata2 lagi.
Aku langsung membuka loker dan
menemukan plestet yang dikasih Remi. Aku jika plester ini dipakai olehku
rasanya sayang jadi kuputuskan untuk menyimpannya. Dng hati yang masih bingung
dng perlakuan Remi tadi aku memakai celemek dan beranjak untuk ke meja kasir.
Saat aku berjalan ke tmpat kasir
tba2 Cody alias new bos itu ngecegat aku. "bagus yah. Pagi2 pacaran di
dpan kafe orng!" omelnya tapi aku tdk menjawab atau melawannya. Aku masih
dng pikiranku, masih terasa panas di tmpat dimana Remi menciumku. "Hey!
Knpa kamu?!" kata Cody sambil melabaikan tngannya ke dpan mukaku sehingga
aku tersadar dari bengongku. "kamu kenapa?" kata Cody lagi.
"apa? Kamu ngeganggu aku aja" kataku judes. "kamu ga inget apa
janji kamu ke aku kmrn?" kataku "hah? Apa?" kataku bingung.
"apa? Kamu ga inget? Kamukan aku suruh bersihin gudang" kata Cody.
Aku diem aja, mmg bener sih kata Cody buat ngebersihin gudang. "nah, ayo
skrng kerjain!" kata Cody. "trus yg jagain kasir?" kataku. Dia
langsung nujuk Marrisa yg lagi gunting kuku. "udah ga usah bnyk mikir en
alesan" kata Cody langsung narik tanganku. Akupun lngsng berontak karena
aku inget perkataan Remi. "knpa?" kata Cody yg nyadar aku ngelepasin
tanganku dari genggamannya. "gapapa. But, bisa ga kamu ga megang aku? Aku
risih" kataku "ow, sori" kata Cody.
Dia langsung jalan di dpanku
untuk nunjukin jalan. "tuh, disana ada sapu, kain pel, ember, dan smua
kardus ataupun barang yg ada di dalem keluarin aja. I stay in here, jadi klo
ada apa2 lo panggil aku aja" kata Cody. Gw cma mengganguk lalu masuk ke
gudang. Aku langsung ngeluarin barang2 yang ringan2 keluar. Aku liat Cody duduk
di dpan lorong yg agak jauh dari gudang. AKU melanjutkan perkerjaanku.
0 komentar:
Posting Komentar