07/04/13

Light Up In the Dark - Bab 3


Yap, udh jam 6 waktunya ku pulang.
Aku siap2 pulang, sampai new bos memanggilku. "hey, anak maggang! Sini!" panggilnya. Aku lngsung ngedeketin new bos itu. "nanti kamu temenin aku ke suatu tempat yah?" kata new bos. "hah? Ga bisa! Ini bukan jam aku kerja. Suruh aja Ben atau Marrisa atau yg lain gitu" kataku "Yg laen lagi sibuk. Klo Ben ama Marrisa kamu liat aja" kata new bos dan dia nunjuk ke pintu darurat. Aku langsung ngebuka pintu dan ..
"Kyaa!" teriak Marrisa.
Aku ga percaya apa yg tadi aku liat Ben n Marrisa lagi berciuman panas. "knpa?" kata Ben "kayanya aku tadi liat Cece lagi ngeliat kita" kata Marrisa. Aku langsung nyadar kalo Marrisa melihatku, aku langsung menarik diri dari situ. "gimana?" kata new bos.
Gila,aku speechless ngeliat begituan. Masalahnya selama aku hidup aku blom pernah melihat yg begituan dan belom pernah merasakannya. "hey, dijawab dong kalo orng nanya!" kata new bos. "aku,aku ga tau mesti ngomong apa" kataku terbata2. "memang kamu itu ga usah ngomong apa2. Ayo ikut aku!" kata dia ga sabaran. Tanganku langsung di tarik dia. "mau kemana?" kataku. "udh ikut aja" kata dia. Tba2, kita sampe sebuah gudang. "nah, sekarang kamu beresin gudang ini" kata dia. Dan pas dibuka pintu gudang, mampuslah! Berantakan banget! "Nih, beresin semua. Aku tinggal yah" kata tuh bos belagu. "eh, koq ditinggal mmgnya aku udh ngomong iya apa?" kataku protes. "kamukan dari tadi diem berati iya" kata dia. "hah? Knpa kamu nyuruh aku? Iya, saya tau kalo besok kamu ngegantiin your daddy. But, itu besok jadi, kamu ga boleh nyuruh aku sekarang!" kataku protes. "besok ama sekarang apa bedanya?" katanya.
Aku bingung sama nih anak. "yah bedalah! Sekarang kamu liat dong kalo udah gelap! Aku mesti pulang sekarang!" kataku.
"Tapi, menurutku sama saja. Malahan aku lebih tertarik berkerja pada Malam hari" kayanya santai sambil berjalan meninggalkan aku disitu. "eh, jangan tinggalin aku sendirian!" kataku sambil ngejer dia. Saat dia tau kalo aku ngikutin dia, dia langsung berhenti dan akupun jga ikut berhenti. "Knpa ngikutin aku?" katanya. "yaiyalah aku kan mau pulang" kataku santai. "pulang? Beresin dulu baru pulang" kata new bos dng nujuk ke gudang itu "ga!" kataku kekeh dan langsung lari dari sampingnya. New bos itupun ngejerku. Aku mempercepat langkahku dan aku puk sampe di luar. Tapi, sialnya tanganku ketangkep orang gila itu.
"lepasin ga ?!" kataku ngebrontak. "aku punya nama! Namaku Cody!" katanya. Tapi, aku tdk menghiraukan perkataanya dan berusaha melepaskan diri darinya. "Hey! Apa yg kamu lalukan!?" panggil seseorang. Aku dan Cody langsung negok ke asal suara itu. "Kamu ngapain narik Cece? Lepasin ga?" kata Remi. Cody langsung ngelongarin peganganya di tanganku tapi, tdk dilepas. "ada masalah?" kata Cody. "iya, ngapain anda menarik tangan Cece?" katanya "terserah saya dong dia pegawai, dan saya kasih tau kalo tdk mau melakukan tugasnya dng baik jadi saya minta pertanggung jawabanya" kata Cody.
Tba2 aku merasakan aura disini ga enak, seperti aura hitam dari Cody dan Remi. Dan aku melihat mata dari kedua orng ini penuh dng kebencian. "lepaskan dia" kata Remi santai tapi tegas. "oke, saya kasih dia sekarang tapi, besok2 saya ga mau mengalah sama anda!" kata Cody memberikan tanganku kepada Remi. Remi pun langsung menangkap tanganku dan menariknya ke mobilnya.
Aku belom pernah liat sorot mata Remi kaya begini. Kayanya dia bener2 marah, aku belum pernah liat Remi marah.
Dia selalu baik kpdaku, sampai2 aku menganggap dia sbg kakakku. Wlpun yah aku tau jika dia marah bagaimna, soalnya adiknya Remi, Nana pernah nangis sehabis marah kpdanya. Itu jga sekali doang saat Nana kepergok kabur dari rumah gara2 seorang cowok.
Di mobil kita hanya diam2 aja, berkutat dng pikiran masing2. Sesampainya di dpan rmhku, aku lngsng lepas seatbelt n say thanks. Saat aku mau out dari mobilnya dia mencegahku lagi. "jngan pernah deketin dia lagi" kata Remi dng suara pelan tetapi, aku tau ada amarah di nada bicaranya.  
"hah? Siapa?" kata gw pura2 ga tau. "orang tadi. Jngan pernah deketin dia lagi. Dia bisa melukai kamu, aku tdk menginginkanya" kata Remi. Aku bingung dng perkataan itu tapi, aku hanya mengganguk saja.
Saat di dlam rmah aku menemui grandpa d ruang kerjanya, setelah itu aku pergi ke kamar untuk mandi. Saat makan malam grandpa hanya diam saja, aku bingung karena biasanya grandpa pasti menanyakan kabarku hari ini. Selesai mkan malam dan membereskan meja makan lalu mencuci pring. Aku merasa letih jadi aku langsung ke kamar untuk tidur.
Pagi ini Remi ga bangunin ku jadi aku agak telat bangun. Tapi, dia ada di bawah bersama grandpa. Karena aku telat aku langsung ngibrit pergi smbil ngambil roti panggang dan menyuruh Remi buru2.
"em, maafin aku soal yg kemaren yh?" kata Remi memecah keheningan di mobil. "ga koq, lagian ngapain kamu minta maaf? Ga ada yg Yang perlu di minta maafin" kataku dng senyum yang cerah. Dia diam sejenak lalu tertawa kecil lalu mengacak2 rambutku. "iih. Jangan di rusakin dong" kataku manja. "oiya, Plester yg kmren aku kash mana? Koq ga di pake?" kata Remi tiba2. Aduh!! Lupa gw! Plester itu ada d loker kerjaku. "em, itu. Kmren aku mau pake plesternya ga taunya ga keburu jadi aku lupa pake" kataku berusaha jujur. Dia senyum lagi "yaudah kalo udah ketemu di pake yah" katanya.
Aduh.
Gw ngerasa keadaan ini aneh. Soalnya mukaku terasa panas dan degub jantung ku juga ga beraturan. Sesampainya di tmpat kerjaku, aku mengucapkan terima kasih dan.. Untuk sekian kali dia memegang tanganku, mencegatku untuk tidak keluar dulu.
"inget apa yg aku ksh tau ke kamu" katanya "jangan deketin cowok yang kemaren lagi" lanjutnya. Aku cma angguk2 tanda mengerti. Dia melepaskan seatbeltnya dan mengecup keningku. Seketika itu jga detak jantungku ga beraturan dan semakin cepat. Stlah dia mencium aku langsung turun dan menuju ruang loker tanpa berkata2 lagi.
Aku langsung membuka loker dan menemukan plestet yang dikasih Remi. Aku jika plester ini dipakai olehku rasanya sayang jadi kuputuskan untuk menyimpannya. Dng hati yang masih bingung dng perlakuan Remi tadi aku memakai celemek dan beranjak untuk ke meja kasir.
Saat aku berjalan ke tmpat kasir tba2 Cody alias new bos itu ngecegat aku. "bagus yah. Pagi2 pacaran di dpan kafe orng!" omelnya tapi aku tdk menjawab atau melawannya. Aku masih dng pikiranku, masih terasa panas di tmpat dimana Remi menciumku. "Hey! Knpa kamu?!" kata Cody sambil melabaikan tngannya ke dpan mukaku sehingga aku tersadar dari bengongku. "kamu kenapa?" kata Cody lagi. "apa? Kamu ngeganggu aku aja" kataku judes. "kamu ga inget apa janji kamu ke aku kmrn?" kataku "hah? Apa?" kataku bingung. "apa? Kamu ga inget? Kamukan aku suruh bersihin gudang" kata Cody. Aku diem aja, mmg bener sih kata Cody buat ngebersihin gudang. "nah, ayo skrng kerjain!" kata Cody. "trus yg jagain kasir?" kataku. Dia langsung nujuk Marrisa yg lagi gunting kuku. "udah ga usah bnyk mikir en alesan" kata Cody langsung narik tanganku. Akupun lngsng berontak karena aku inget perkataan Remi. "knpa?" kata Cody yg nyadar aku ngelepasin tanganku dari genggamannya. "gapapa. But, bisa ga kamu ga megang aku? Aku risih" kataku "ow, sori" kata Cody.
Dia langsung jalan di dpanku untuk nunjukin jalan. "tuh, disana ada sapu, kain pel, ember, dan smua kardus ataupun barang yg ada di dalem keluarin aja. I stay in here, jadi klo ada apa2 lo panggil aku aja" kata Cody. Gw cma mengganguk lalu masuk ke gudang. Aku langsung ngeluarin barang2 yang ringan2 keluar. Aku liat Cody duduk di dpan lorong yg agak jauh dari gudang. AKU melanjutkan perkerjaanku.

0 komentar:

Posting Komentar